Skip to main content

Posts

Showing posts from March 21, 2011

Rasanya Kita Butuh Gus Dur

Suatu waktu, almarhum KH.Abdurrahman Wahid, akrab disapa Gus Dur, mendatangi Bupati Lebak,Provinsi Banten agar segera mengeluarkan surat keputusan (Perda) yang berisi mengenai perlindungan terhadap hak-hak kelompok minoritas, terutama minoritas keagamaan. Dengan gaya khasnya,Gus Dur menginstruksikan pimpinan daerah Lebak itu. "kalau Kau gak bikin SK, saya yang akan bikin," ancam Gus Dur yang saat itu Presiden RI. Itu sekelumit kisah yang diceritakan Direktur Eksekutif Wahid Institute Ahmad Suaedy dalam acara Workshop Jurnalistik "Pedoman Meliput Isu-isu Keagamaan" yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) bekerjasama dengan Wahid Institute di kantor Wahid Institute Jalan Taman Amir Hamzah Nomor 8 Jakarta pada Sabtu (12/3). Suaedy yang saat itu menjadi narasumber, mengungkap rasa prihatinnya atas sikap negara yang seringkali absen dalam pembelaan kelompok minoritas keagamaan. Negara seperti tak serius melindungi warganya dari ancaman kekerasan. &

Mahfud MD Pilih Dalil Gus Dur untuk Menyikapi Ahmadiyah

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud Md menilai, pelarangan Ahmadiyah serba dilematis untuk dilakukan.Karena itu dia lebih suka kembali pada dalil mendiang Gus Dur. "Secara umum saya katakan dilematis pengaturan Ahmadiyah itu," kata Mahfud saat ditemui di Gedung MK, Jakarta,Selasa (8/3). Dia menjelaskan dilema yang dimaksudnya. Pada dasarnya, kata dia, negara tidak boleh menilai keyakinan orang. Yang boleh dinilai adalah tindakannya, apakah tindakan itu melanggar hukum apa tidak. "Kalau keyakinan itu tidak bisa dinilai oleh negara dan tidak bisa dihalangi oleh siapapun," ujar dia.Di sisi lain, ujar Mahfud, ada sebagian kelompok Islam yang menyatakan keyakinannya juga harus dilindungi karena itu juga hak mereka. Jika Ahmadiyah tetap diperbolehkan beroperasi, mereka menganggap keyakinan yang mereka anut tidak terlindungi. "Itu misalnya yang disuarakan FPI," katanya.Karena itulah Mahfud meminta semua penyikapan terhadap Ahmadiyah dikembalikan pada hukum.

PROFIL

ABDURRAHMAN WAHID DATA PRIBADI Kewarganegaran: Indonesia Tempat,Tanggal Lahir: Jombang Jawa Timur,4 Agustus 1940 Istri: sinta Nuriyah Anak: Alissa Qotrunnada Munawaroh Zannuba Arifah Chafsoh Annita Hayatunnufus Inayah Wulandari ALAMAT Rumah:Jl.Warung Silah No.10,Ciganjur Jakarta Selatan 12630-Indonesia PENDIDIKAN 1966-1970 Universitas Baghdad,Irak Fakultas Adab Jurusan Sastra Arab 1964-1966 Al Azhar University,Cairo,Mesir Fakultas Syariah(Kuliyah al-Syariah) 1959-1963 Pesantren Tambak Beras,Jombang,Jawa Timur,Indonesia 1957-1959 Pesantren Tegalrejo,Magelang,Jawa Tengah,Indonesia JABATAN 1998-Sekarang Partai Kebangkitan Bangsa,Indonesia Ketua Dewan Syura DPP PKB 2004-Sekarang The WAHID Institute,Indonesia Pendiri 2000-Sekarang Pengurus Besar Nahdlatul Ulama,Indonesia Mustasyar 2002-Sekarang Universitas Darul Ulum,Jombang,Jawa Timur,Indonesia Rektor PENGALAMAN JABATAN 1999-2001 Presiden Republik Indonesia 1989-1993 Anggota Majelis Permusyawaratan

Gus Dur "Diplintir" Media

Gus Dur,dalam satu acara peluncuran biografinya, menceritakan tentang kebiasan salah kutip oleh media massa atas berbagai pernyataan yang pernah dikeluarkannya. Dia mencontohkan,ketika berkunjung ke Sumatera Utara ditanya soal pernyataan Menteri Senior Singapura Lee Kuan Yew tentang gembong teroris di Indonesia,dia mengatakan,pada saatnya nanti akan mengajarkan demokratisasi di Singapura.Namun,sambungnya,media massa mengutip dia akan melakukan demo di Singapura. Walah ... walah, gitu aja kok repot! (//mbs) sumber: okezone.com Terima kasih.

Sate Babi

Suatu ketika Gus Dur dan ajudannya terlibat percakapan serius. Ajudan: Gus, menurut Anda makanan apa yang haram? Gus Dur: Babi Ajudan: Yang lebih haram lagi Gus Dur: Mmmm ... babi mengandung babi! Ajudan: Yang paling haram? Gus Dur: Mmmm ... nggg ...babi mengandung babi tanpa tahu bapaknya dibuat sate babi! (//mbs) Sumber : Okezone.com